Kamis, 29 November 2012

Si Cantik Multitalented Siska

Terlahirkan di tengah-tengah keluarga yang sederhana bukanlah masalah bagi salah satu siswi SMA N Bali Mandara (Sampoerna Academy), Ni Luh Putu Siska Dewi. Dia dilahirkan tepat Hari Selasa, 09 Januari 1996 di Desa Pekutatan. Masa kecil adalah masa-masa yang menyenangkan baginya karena Tuhan masih berbaik hati untuknya agar bisa menikmati kasih sayang dari orangtua yang lengkap. Ayah yang hanya lul
usan Sekolah Dasar hanya bisa menghasilkan pendapatan sebagai seorang buruh pencari getah karet di sebuah perusahaan yang berdiri di Sumbermis. Sedangkan ibu yang lulusan Sekolah Menengah Atas hanya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai seorang pedagang canang sari di Pasar Pekutatan. Itu pun pekerjaan yang mulia karena keinginan ibu yang memiliki cacat pada kakinya sangat besar untuk bisa membantu sang suami.
Sejak kecil, siska begitu rajin untuk belajar dengan mandiri. Dia sangat senang membantu ibunya untuk mempersiapkan jualan. Pagi-pagi buta Pak Nyoman Sudiana yang tidak lain adalah ayah kandungnya sudah berangkat ke kebun perusahaan untuk mencari getah karet. Sedang ibunya pun menggendong dia setiap pagi sambil menunggu ojek menuju pasar yang berjarak lumayan jauh dari rumahnya. Setiap pagi itupun dia dititipkan kepada neneknya yang memiliki rumah dekat pasar tersebut. Begitu kehidupan yang mengasyikkan di tengah-tengah serba kekurangan itu. Berbagai prestasi telah dia ukir selama di Sekolah Dasar maupun di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Baik prestasi dibidang akademik atau non-akademik.
Suatu hari ketika menduduki bangku SMP, tepatnya baru menginjak semester satu kelas dua, kejadian yang tidak mengenakkan mewarnai hidupnya. Ayah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga untuk keluarganya tiba-tiba harus dimasukkan ke jeruji besi. Hal yang pahit tersebut terjadi karena ada kesalahpahaman antara ayahnya dengan pihak perusahaan tempat ayahnya dulu bekerja. Seekor sapi yang lepas tanpa sepengetahuan Bapak Nyoman Sudiana ini yang menyebabkan beliau sampai harus berurusan dengan polisi.
Enam bulan adalah waktu yang cukup lama bagi keluarga dari Siska untuk merasakan hidup tanpa seorang kepala keluarga. Selama masa-masa itu Siska mencari bekalnya ke sekolah seorang diri karena tidak ingin membebani ibunya. Berbagai macam pekerjaan sempat dia lakukan seperti nyortir coklat, memetik bunga pacar, dan berjualan ke pasar. Kejadian inilah yang juga menyebabkan prestasi Siska di sekolah menurun. Syukurnya dia bisa mengembalikan prestasinya lagi setelah badai tersebut berlalu.
Enam bulan berlalu ketika ayahnya sudah keluar dari jeruji besi, dia harus berpisah dengan keluarga yang dia sayangi. Seorang guru bahasa Inggris meminta dia untuk tinggal bersama beliau. Berhubung guru tersebut baru menikah tapi ditinggal suami untuk melanjutkan pendidikan. Setahun lebih dia tinggal bersama beliau, banyak hal yang dapat dia pelajari dari kehidupannya.
Masa remaja pastinya ada saja hal yang membuat seseorang untuk tertarik akan sesuatu. Inilah yang dirasakan Siska ketika itu, berkeinginan untuk memiliki sebuah telepon genggam. Dibantu berupa modal uang sebesar Rp.30.000,- merupakan hal yang besar baginya untuk memulai usaha dagang kecil-kecilan. Berkat kegigihannya tersebut dia berhasil dalam waktu sebulan untuk memiliki sebuah telepon genggam. Lomba adalah salah satu jalur bagi siswi ini untuk menghasilkan uang. Tidak hanya bermaksud mengukir prestasi tapi juga untuk mendapatkan sejumlah uang yang bisa dia gunakan untuk membeli keperluan sekolah.
Ditingkat Sekolah Dasar dia sempat menjuarai lomba dokter kecil di Tingkat Provinsi. Itu menjadi acuannya untuk menjadi seorang dokter. Ketika SMP dia juga sempat menjadi juara 2 cipta cerpen di Tingkat Provinsipada tahun 2010. Suatu kebanggaan yang tak bisa diungkapkan bagi orang yang baru menginjak remaja. Jiwa seni sangat kental pada dirinya dan dibumbui dengan mental tinggi yang membuat dia berani tampil di depan umum. Masih banyak perlombaan yang dia ikuti namun tidak bisa kita sampaikan sekarang.
Bukan terkenal yang dia cari tetapi melakukan yang terbaik untuk orang lain adalah apa yang ingin dia lakukan. Membuat dirinya sebagai anugerah bagi orang lain dan membuat mereka bahagia karenanya adalah keinginan siswi berumur 16 tahun ini. Ketika bersekolah di SMA N Bali Mandara (Sampoerna Academy) dia putuskan memilih kelas Humanities sebagai jalannyan menuju sukses kelak. Walau banyak orang mengkritik pilihan tersebut adalah salah, tetapi Siska selalu meyakini bahwa pilihannya itu adalah yang terbaik yang akan bisa membuat dia untuk bisa membahagiaakan orang lain. Harapannya nanti adalah bisa menuntut ilmu di Luar Negeri dan membangun bangsa negara kita bersama pemimpin-pemimpin lainnya. Harapan kepada donor supaya beliau mau membantu anak ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar