Kamis, 29 November 2012

Akhirnya Andika bisa keluar Bali



Pergi ke luar Bali adalah cita-citaku sejak kecil. Akan tetapi aku memiliki standar untuk itu. Minimal, aku harus pergi karena prestasi, bukan yang lain. Berbagai usaha telah kulakukan tapi aku belum berhasil. Aku yakin suatu saat aku akan pernah merasakan pergi ke luar bali karena prestasi, akan kubuktikan.
Setelah aku bersekolah di SMAN Bali Mandara, harapan itu masih kusimpan. Pada saat sosialisasi dari dinas penataan ruang provinsi bali, aku mengikutinya dengan seksama. Mereka mengadakan lima kategori lomba yang berkaitan dengan penataan ruang. Menariknya, sang juara pertama akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti perayaan haritaru (hari tata ruang). Mendengar hal tersebut aku sangat semangat untuk mengikuti kompetisi ini. aku memutuskan untuk mengikuti lomba dalam kategori gagasan teknologi hijau.
Mencari ide merupakan hal yang paling sulit bagiku. Aku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memutuskan ide yang akan kubuat. Di saat aku menemukan ide pertama, aku sangat senang. Kukonsultasikan ide tersbut ke beberapa guru dan teman, tetapi sebagian dari mereka tidak menanggapi positif ideku. Akupun begitu down dan hampir menyerah. Untungnya, motivasi dari guru dan teman-teman tidak pernah surut sehingga aku bisa bangkit dan mencari ide baru. Ide keduaku ini merupakan ide yang sangat berkesan. Walau cikal bakal ide ini adalah dariku, banyak teman dan guru yang membantu menyempurnakan. Aku sangat bangga telah berada di sini.
Hari terakhir pengumpulan, aku belum menyelesaikanya. Secara terpaksa, aku minta izin untuk menyelesaikan sketsa yang akan kukirim. Masalah kedua menimpaku. Aku paling anti kalau disuruh masalah gambar menggambar. Aku sejenak sangat bingung. Ternyata tidak ada pilihan lain kecuali aku berusaha sebaiknya. Sangat banyak sketsa yang kuulang untuk menyelesaikan proyek yang satu ini. hasilnyapun bisa dibilang sangat memuaskan bagiku, sangat memuaskan. Gambarku masih gambar hitam putih dengan deskripsi yang kuketik terpisah di Microsoft word. Pengumpulan pertama, gambarku di tolak oleh guru Pembina karena gambarku terlalu sederhana. Akupun mencoba mengarsir gambar tersebut dengan petunjuk dari teman lain yang ahli dalam bidang arsiran gambar. Hasil ini, lagi, mendapat penolakan dari guru pembinaku. Beliau memintaku untuk mengisi sedikkit deskripsi pada sketsa gambarku. Usaha yang terakhir ini akhirnya mendapat apresiasi yang cukup baik. Gambarku diterima dan aku merasa sangat plong.
Hari setelah pengumpulan sketsa itu berjalan seperti biasa. Aku berusaha tidak untuk memikirkan juara. Aku rasa, sangat kecil kemungkinanku untuk menjadi juara pertama di Bali. Tapi harapan itu selalu ada. Hingga suatu hari harapan ini menjadi kenyataan. Salah seorang guruku di kelas mendapat telepon dari dinas PU Bali. Waktu itu kelasku sedang dalam jam istirahat. Sekembalinya aku dari kantin Mr Darsika, guru yang sangat membantuku dalam konsultasi memberitahu bahwa aku menjadi juara satu dan akan berangkat ke Jakarta November ini.
Senang tak terkira menjalar di seluruh tubuhku. Cita-cita yang kuidam-idamkan akan segera terwujud, sebentar lagi. Tapi aku tidak mau langsung senang. Aku bertanya kepada Miss yuli selaku guru pembimbing dalam lomba ini. Beliau menjawab positif dan saat itulah klimaks kesenanganku. Hari selanjutnya aku dibina dengan intensif oleh miss Yuli untuk persiapan ke Jakarta. Walau lelah, aku dan dua orang teman lain tetap berusaha.
Hari yang kutunggu-tunggu tiba. Kami berlima kader Penataan Ruang dari Bali berangkat ke Jakarta untuk mengikuti perayaan hari penataan ruang. Di sana kami mendapat pengalaman yang sangat berharga. Pengalaman ini merupakan pengalaman indah yang tidak ternilai harganya. Bertemu dengan orang-orang dari seluruh Indonesia dan bercengkrama bersama. Selain itu, kami mendapat materi dari pihak panitia yang sangat berpengalaman. Walau pada akhirnya aku belum berhasil mendapat juara tingkat nasional, tapi pengelaman ini sungguh sangat berharga dan tak mungkin pernah kulupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar