Selasa, 27 September 2011

COMMUNITY SERVICE "LION HOUSE"

                Sabtu (10/9), kami Lion House melaksanakan kegiatan community service kali pertama di SD Negeri 6 Kubutambahan. Kami diberikan tugas untuk mengajar di kelas 3,4, dan 5. Kami merasa ini merupakan tugas mulia. Ini merupakan tugas menantang bagi kami, sebab kami akan menemukan berbagai karakter anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Kami merasa nervous saat memberikan pelajaran di kelas. Kami masih kurang persiapan baik dari segi materi maupun mental. Tapi hal itu bukanlah masalah bagi kami , sebab siswa siswi SDN 6 Kubutambahan memberikan respon positif dan mengikuti pelajaran yang kami berikan dengan antusias. Meski terdapat beberapa siswa yang kurang mengerti akan pelajaran yang kami berikan, namun mereka memiliki semangat belajar cukup tinggi.
                Kami menyampaikan materi yang telah diberikan oleh Bapak/Ibu guru mereka serta memberikan materi tambahan mengenai ilmu yang belum mereka ketahui. Kami merasa senang da bangga karena telah diberikan kesempatan mengajar dan menyelesaikan tugas dengan baik meski terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki saat community service berikutnya.

BELAJAR SAMBIL BERMAIN


Rabu, (21/9), pada malam hari, kami perwakilan dari 75 siswa: Rona, Satria Wijaya, Rama, Lilis, dan Viona mengikuti kegiatan baca malam di BSB Pacung. BSB (Belajar Sambil Bermain) merupakan sebuah yayasan yang didirikan oleh Mr. Keren dan Mrs. Margha yang berasal dari Belanda. Mereka mendirikan yayasan tersebut atas dasar ingin melayani daerah tersebut dalam bidang pendidikan agar generasi muda lebih berkembang.
BSB singkatan dari Belajar Sambil Bermain. Kata  bermain tidak diartikan kedalam bermain seperti anak-anak tetapi cara belajarnya tidak terlalu tegang seperti sekolah biasa. Cara belajarnya santai dan yang diutamakan yaitu berani mengemukakan pendapat. Prinsip mereka adalah kita belajar disana bukan menerima informasi saja tetapi menggali informasi lebih dalam. BSB ini hampir sama dengan di sekolah formal yaitu materi yang diberikan tidak terlalu jauh dari yang diajarkan di sekolah. Tetapi yang membuat BSB ini unggul yaitu cara belajarnya mengupas seluruh materi disampaikan oleh tiap-tiap siswa sampai ke akar-akarnya.
Dalam segi belajar mengajar, peserta didik BSB di bina oleh para pembina yang sudah professional. Banyak program yang diterapkan di BSB seperti Bahasa Inggris. Program BSB di ikuti oleh semua kalangan tetapi posisinya berbeda. Dari siswa TK sampai SMA sedangkan yang sudah kuliah juga ikut berpartisipasi di dalamnya. Serta lanjut usia pun ikut dalam kegiatan megambel. Kemarin kami berkunjung ke BSB tersbut dengan tujuan untuk mengetahui proses belajar-mengajar dan bagaimana sebenarnya BSB tersebut. Mereka pun sangat ramah kepada kami saat kami tiba disana. Setelah kami mngikuti proses belajar-mengajar selama 2 jam, semua teman-teman kami merasa sangat senang dan kagum akan kegiatan disana. Karena proses belajar-mengajar disana memang sangat berbeda sekali dengan di sekolah. Beberapa Pembina menemani kami disana yaitu Mr. Keren, Mr. Pande, Mr. Made Sura, and Miss Surya. Dan kami bergabung dengan siswa-siswa disana tentunya sederajad dengan kami yaitu masih SMA. Mereka juga memiliki perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku. Tidak satu pun buku yang ketinggalan disana, karena apapun yang kami butuhkan disana dan itu sudah tersedia termasuk juga fasilitasnya yang sangat lengkap. Mereka memiliki banyak ruang belajar yaitu ada ruang English, Perpustakaan, ruang Musik, ruang Komputer, ruang Ilmu Alam dan Sosial, ruang Megambel dan Tari.
Dari segi pakaian, mereka dan termasuk juga kami mengenakan pakaian adat madya seperti halnya di Bali yang dikenal dengan Pasraman tetapi yang membuat pasraman ini berbeda dengan yang lainnya yaitu menggunakan English. Kami merasa senang mengikuti kegiatan tersebut karena kami belum pernah mengikuti program seperti ini sebelumnya. Dan kami juga mendapat banyak manfaat dari kegiatan yang telah kami ikuti tersebut.

Senin, 26 September 2011

LEARNING TO LIVE "BROADCAST"

Broadcast club merupakan salah satu kegiatan dari Creativity and arts SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) yakni bagian Learning to Live. Broadcast club dilaksanakan setiap hari rabu selama 90 menit usai pelajaran di kelas. Anggota dari broadcast club sebanyak 5 orang, yakni Retno Fitriandari, Made Gede Eris Dwi Wahyudi, Ketut Wiwik Fitriyani, I Wayan Rona dan Pradnya Susmita Zen. Pada awal pertemuan kami diberikan penjelasan mengenai apa itu broadcast, sementara itu pertemuan kedua kami menonton video sebuah program acara televisi dan format berita televisi serta bagaimana menjadi seorang presenter televisi. Setelah menonton tayangan tersebut kami diberikan kesempatan untuk membaca format berita televisi, kemudian belajar cara membawakan haed berita selanjutnya membaca narasi atau voice over. Kami belajar mengenai teknik pengambilan gambar video serta membuat berita televisi. Namun sebelumnya kami broadcast club telah mempraktekkan materi yang kami dapat yakni membuat laporan pawai pembangunan Kabupaten Buleleng serta wawancara eksklusif dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat melakukan penanaman pohon di sekolah kami. Kami merasa bangga dapat wawancara langsung dengan Gubernur Bali. Kami berterima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk mewawancarai beliau.

Minggu, 25 September 2011

NARENDRA MERAIH SILVER OLIMPIADE SAINS NASIONAL

          SISWA SMAN BALI MANDARA SAMPOERNA ACADEMY BERHASIL MERAIH SILVER PADA OSN (OLIMPIADE SAINS NASIONAL) KE-X DI MANADO 13-14 SEPTEMBER 2011. 

          MESKI SEBAGAI SEKOLAH BARU YANG MULAI MENERIMA SISWA PADA AJARAN TAHUN 2011/2012, SISWA SMAN BALI MANDARA SAMPOERNA ACADEMY TELAH MENGUKIR PRESTASI DITINGKAT NASIONAL. SALAH SEORANG SISWA I MADE GITA NARENDRA KUMARA (15), PADA OSN (OLIMPIADE SAINS NASIONAL) KE-X DI MANADO 13-14 SEPTEMBER 2011 LALU BERHASIL MERAIH SILVER. SEBELUM MENGIKUTI OSN DI MANADO, DIRINYA TELAH MENGIKUTI PELATIHAN YANG DI GELAR OLEH PIHAK DISDIKPORA BALI DI DENPASAR SELAMA 10 HARI. SELAIN ITU JUGA TETAP MENGIKUTI LATIHAN-LATIHAN SOAL OLIMPIADE YANG DIBERIKAN GURUNYA DISEKOLAH. 

          “ SAAT MENGIKUTI TES TEORI DI MANADO, SAYA MENEMUKAN KESULITAN MEJAWAB BEBERAPA SOAL SERTA TIDAK SEMPURNA DALAM MENYELESAIKAN TES EKSPERIMEN PERCOBAAN TENTANG SEL SURYA, DARI 14 GRAFIK YANG HARUS DISELESAIKAN, SAYA HANYA MAMPU MENYELESAIKAN 11 GRAFIK”. UNGKAP I MADE GITA NARENDRA KUMARA SAAT INI SEDANG DUDUK DI KELAS X SMAN BALI MANDARA SAMPOERNA ACADEMY.

          DARI 89 PESERTA SE-INDONESIA TERDAPAT BEBERAPA YANG SUDAH PERNAH MENGIKUTI OLIMPIADE TINGKAT ASIA “ SAINGAN SAYA JUGA ADA YANG KELAS XI DAN KELAS XII, WAKTU ITU SAYA SEMPAT PESIMIS DAN RAGU BISA  MERAIH SILVER”. SEHARI SEBELUM TES OLIMPIADE, DIRINYA PUN MERASA TEGANG, NAMUN BERKAT MOTIVASI DARI KEPALA SEKOLAH DAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI YANG MENDAMPINGINYA SELAMA BERADA DI MANADO MEMBERIKAN SEMANGAT BAGINYA. MESKI BELUM BISA MENYUMBANGKAN EMAS UNTUK PROVINSI BALI DAN UNTUK SEKOLAHNYA, NAMUN DIRINYA MERASA BANGGA DAN TETAP BERTEKAD UNTUK DAPAT MENGIKUTI OLIMPIADE SAINS INTERNASIONAL. 

          SEJAK USIA SD  I MADE GITA NARENDRA KUMARA TELAH MENYUKAI PELAJARAN SAINS. UNTUK MERAIH PRESTASI INI DIRINYA MENGAKU KERAP MEMBAGI WAKTU ANTARA MENYELESAIKAN TUGAS YANG DIBERI GURUNYA DAN TETAP MENGIKUTI PEMBINAAN KHUSUS MATA PELAJARAN SAINS DISEKOLAHNYA. 

          MESKI SAYA HOBY MEMAINKAN GITAR, NAMUN SAYA BERKEINGINAN MENJADI SEORANG ILMUWAN. PRESTASI YANG SAYA DAPAT TIDAK LEPAS DARI MOTIVASI, KELUARGA, TEMAN-TEMAN,GURU-GURU,  GUBERNUR BALI DAN PUTERA SAMPOERNA FOUNDATION YANG MEMBERIKAN SAYA BEASISWA.


          SEPULANG DARI MANADO, DIRINYA DISAMBUT TERIAKAN HISTERIS TEMAN-TEMAN SEKOLAHNYA. “ SAAT INI SAYA MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MENGIKUTI PELATNAS FISIKA PADA OKTOBER MENDATANG”.

Senin, 19 September 2011

PANEN JAMUR TIRAM


Kurang lebih selama satu setengah bulan menunggu, akhirnya bibit jamur tiram ((Pleurotus ostreatus) yang kami budidayakan mulai tumbuh. Pembibitan jamur yang kami laksanakan merupakan bagian dari kegiatan Learning to Live yakni Global Citizenship (mushroom nursery). Rumah jamur yang kami miliki berada di area sekolah SMAN Bali Mandara Sampoerna Academy seluas 4x6 meter dengan kapasitas 500-1000 bag log. Namun pada permulaan ini kami hanya membibitkan 500 bag log. Dalam proses pembibitan kami selaku siswa peserta mushroom nursery dibina oleh Pak Dewa Made Kertiyasa. Kami mendapat pelatihan perkenalan siklus hidup jamur, jenis varitas jamur dan teknik budidaya jamur selama sekali dalam seminggu. Perawatan yang kami lakukan salah satunya melakukan penyiraman pada lantai, menjaga suhu 20°c  -25°c, dan menjaga kelembaban 70%-90%. Hasil panen kali pertama sebanyak 150 gram dan hari ke hari mengalami peningkatan hingga 7kg/hari. Jamur yang kami hasilkan dibeli langsung oleh guru dan staff sekolah, dan kantin yang selanjutnya dihidangkan untuk kami. Selain itu, dijual di pasar tradisional di area Kecamatan Kubutambahan.