Senin, 22 Oktober 2012

Program Budidaya Jamur Tiram SMAN Bali Mandara yang menjadi juara

Retno dan Eka saat menerima penghargaan dari Bapak Gubernur Bali (Denpasar, 16/9/12)


Senyum ceria ditambah wajah sumbringah tak dapat disembunyikan lagi dari wajah Retno Fitriandari dan Ekasatya Wigunha setelah mendengar pengumuman kejuaraan lomba karya tulis dan foto jurnalistik Bali mandara tahun 2012. Kompetisi ini diselenggarakan oleh pemerintah provinsi Bali untuk memperluas dan mengukur pemahaman generasi muda terhadap program-program pemerintah. Lomba yang bertemakan “Bedah kemiskinan Bersama Bali Mandara” ini diikuti oleh siswa SMA, mahasiswa, maupun masyarakat umum dari seluruh Bali.
Retno dan Eka yang mengikuti lomba karya tulis tingkat SMA itu, berhasil meraih juara 2 dengan judul karya tulis Program Budidaya Jamur Tiram SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) Untuk Mendukung Program Bali Mandara. Dalam karya tulisnya, Retno dan Eka memaparkan analisis kemampuan dan minat siswa SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) dalam berwirausaha serta pengaruh program budidaya jamur tiram terhadap program pengentasan kemiskinan yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Banyak hal yang telah dilewati Retno dan Eka untuk bisa sampai meraih prestasi ini. Mereka harus melalui dua tahap seleksi, yaitu seleksi karya tulis untuk mendapat 10 karya tulis terbaik yang kemudian para penulisnya harus melewati tahap seleksi kedua, yaitu presentasi di Jaya Sabha, Denpasar (Minggu, 16/9/12). Pada tahap ini kegiatan dihadiri oleh gubernur Bali, pimpinan SKPD, dan wartawan mitra kerja humas Pemprov Bali. Para finalis karya tulis ini berkesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di hadapan gubernur Bali.
Kesempatan untuk presentasi di hadapan gubernur Bali, tentunya tidak ingin disiasiakan, oleh karena itu baik retno maupun eka, mempersiapkan hal ini dengan baik. Beberapa hari sebelum hari-H, Retno dan Eka selalu berlatih untuk mematangkan persiapannya. Bersama guru pembimbingnya, Bapak Darsika Aryantha mereka senantiasa meminta kritik dan saran yang membangun dari banyak pihak. Mereka juga menyiapkan produk jamur tiram beserta makanan olahannya berupa keripik jamur tiram yang nantinya akan diberikan kepada dewan juri untuk membuktikan kebenaran penerapan program budidaya jamur tiram di SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy).
Persiapan yang matang itu pun membuat Retno dan Eka menyelesaikan presentasinya dengan mulus. “Sebelumnya saya sangat tegang, tetapi syukurlah setelah diatas panggung rasa tegang itu mulai hilang sedikit demi sedikit.” Ungkap Retno saat ditanya tentang perasaannya ketika berpresentasi. Sementara Eka mengaku latihan-latihan yang sudah mereka lakukan sebelumnya, membuat mereka dapat melewati sesi tanya jawab dengan baik. “Kami sangat berterimakasih tentunya kepada keluarga besar SMAN Bali Mandara (Sampoerna Academy) atas bantuan dan dukungannya. Tanpa mereka kami tidak mungkin ada di posisi ini.” Tandasnya.

Minggu, 21 Oktober 2012

Motivasi dari pengusaha properti dan akademisi

Motivasi dari Prof. Dr. Phil I Gusti Putu Sudiarta, M.Si. Seorang akademisi yang menekuni bisnis property dengan aset lebih dari 40 milyar. Memotivasi anak-anak bahwa akademis dan bisnis bisa sejalan. Pak Phil, biasa ia dikenal akan menyeponsori 1-2 orang anak untuk sekolah di SMAN Bali Mandara tahun ajaran 2013-2014 selama 3 tahun. Siapa lagi yang akan mengikuti jejaknya???
"Belajarlah dari orang
 "Bodoh" paling sukses di dunia. Katakan "ya" kepada kemungkinan maupun kemustahilan" motivasi awal dari pak Phil. Pak Phil mengutip 3 orang bodoh yang sangat sukses. Dua orang yang drop out dari Harvard "Bill Gates & Mark Zuckerberg" dan Adam Khoo yang waktu kelas 4 SD dikeluarkan dari sekolah dan masuk SMP terburuk. Mark Zurkerberg disebutkan sebagai orang yang buta warna dan hanya bisa melihat warna biru. Tidak heran warna facebook: Biru hehehe. Adam Khoo memulai bisnisnya sejak umur 15 tahun dan kini memiliki empat bisnis dengan total omzet US$ 20 juta pertahun. 
Pak Phil mengungkap bahwa presentase pengusaha di Indonesia hanya 1,56 % dibandingkan negara lain yang diatas 10%.
Semoga dengan enterpreneurship course akan menumbuhkan wirausaha baru di Indonesia dan Bali khususnya untuk mengurangi jumlah pengangguran

Kamis, 18 Oktober 2012

Motivasi dari PT Sinar Sosro

Kunjungan KIR Smanbara ke tempat produksi Dupa di Bulian, Buleleng

motivasi dari Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa

"Saya dulu sekolah di SMP 1 Singaraja, tas saya isinya batu" Kata Pak Dewa Ketut Suardipa menceritakan perjalanan suksesnya. Dari anak orang tidak berada menjadi pemilik 4 restoran terkenal dan ketua PHRI. " Batu itu saya gunakan untuk memp
erbaiki sepeda saya yang rantainya sering lepas. Banyak orang mentertawakan saya karena membawa batu di tas. Tapi daripada saya naik angkutan umum yang kalau dari rumah saya bisa 3 x ganti angkutan dan biayanya besar".
"Saya tidak melanjutkan ke SMA N 1 Singaraja wlaupun NEM saya waktu SMP 45, yang memungkinkan saya dapat SMA 1 Singaraja. Karena tidak ada biaya dan mempertimbangkan agar sekolah lebih dekat"
Setamat SMA, pak Ketut Suardipa melanjutkan ke D1 BPLP dan berangkat kapal pesiar agar cepat merubah nasib. "Saya sudah bosan miskin dan ingin merubah nasib, jadi menggunakan modal kapal pesiar untuk membuka usaha"
Ia menyebut restoran pertamanya sebagai lebih dari bintang 5 karena dak punya atap dan bisa melihat banyak bintang di malam hari. "Jadi siang tukang bekerja, dan malam baru jualan"
"Wiraswasta itu bukan keturunan, kalau penyakit baru ada keturunan" kata pak Dewa lagi.
Sepanjang ada kemauan pasti ada jalan itu pesan pak Dewa buat anak-anak SMAN Bali MAndara dan tak lupa mengingatkan selalu berdoa & Bersyukur kepada Tuhan atas semua rahmatnya.