Senin, 12 November 2012

Karya Tulis, Langkah Awal Membentuk Future Leader


Senyum cerah dan ceria mengiringi langkah Retno Fitriandari menuju podium ruang seminar Undiksha petang itu (21/09). Sekitar pukul 20.00 Wita, karya tulisnya yang disusun bersama Ni Luh Komang Surminiari yang berjudul “Efisiensi Briket Biodegradable dari Limbah Organik Sebagai Energi Alternatif Menuju SMAN Bali Mandara GREAT (green, share, care, cl

ean and healthy)” berhasil keluar sebagai juara harapan I dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Sains Undikha 2012. Lomba tersebut merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha dalam memperingati hari jadi mereka yang ke-48. Tak hanya lomba karya tulis ilmiah, dalam event ini juga diselenggarakan olimpiade fisika dengan peserta siswa SMA seluruh Bali. Beribu usaha serta kerja keras telah ditempuh oleh Retno dan Marik dalam meraih hasil tersebut. Dimulai dari pembuatan karya tulis yang membuat mereka harus mengorbankan waktu belajar mereka, hingga perasan was-was ketika menunggu pengumuman tahap seleksi karya tulis. Hari berganti hari, penantian mereka pun tak berujung sia-sia. Seminggu sebelum hari-H, I Wayan Madiya selaku guru pembimbing mereka, mengabarkan bahwa Retno dan Marik berhasil lolos menjadi finalis 8 besar Lomba Karya Ilmiah Sains Undiksha 2012 bersama 2 kelompok lainnya dari SMAN Bli Mandara. Berbagai persiapan presentasi mulai dari slide persentasi dan poster segera disiapkan. Jauh hari sebelum lomba dilaksanakan, mereka telah berlatih presentasi berulang-ulang. Tak hanya itu, mereka juga mempersiakan briket buatan mereka yang akan dibawa sebagai produk karya ilmiah mereka pada saat presentasi nantinya.
“Berangkat naik bemo, pulang bawa piala (dan bemo)” itulah motto yang dibawakan oleh Retno dan Marik serta enam teman mereka lainnya beberapa menit sebelum keberangkatannya menuju Universitas Pendidikan Ganesha dengan menggunakan bemo. Suara riuh kendaraan kota Singaraja mengiringi perjalanan Retno dan Marik hingga mereka sampai di depan fakultas MIPA Undiksha. Gelisah dan gugup, itulah yang mereka rasakan sembari menunggu dimulainya acara presentasi oleh seluruh finalis. Tepat pukul 10.00 pagi, acara lomba karya tulis Sains Undiksa dibuka oleh panitia yang bertugas sebagai pemandu acara. Juri dalam lomba karya tulis tahun kali ini merupakan dosen yang berasal dari masing masing bidang sains dasar yaitu biologi, kimia dan fisika. Retno dan Marik mendapatkan urutan presentasi nomor tiga, yang mana nomor urut tersebut diambil secara acak. Presentasi mereka mulai dengan membawakan sebuah yel dengan penuh semangat yang berbunyi “Think global, act local, dimulai dari hal yang kecil, dengan briket sebagai energy alternatif, wujud generasi muda peduli lingkungan”. Untungnya, dua gadis yang berasal dari House Hornbill ini berhasil membawakan persentasi dengan lancar. Kemudian presentasi yang berlangsung selama 10 menit tersebut ditutup dengan persembahan sebuah pantun berbahasa Bali yang semakin mencerahkan susana. Pertanyaan yang diberikan oleh tim juri pun kebanyakan telah mereka dapatkan dari para guru dan staff SMAN Bali Mandara pada sesi latihan sebelumnya di sekolah. Meski ada pertanyaan yang cukup menggelitik, namun tim juri lebih banyak memberika saran serta masukan terhadap karya tulis mereka.
Walau belum berhasil menjadi juara tiga besar, namun mereka cukup senang dan bangga dengan apa yang telah mereka raih. Bagaimana tidak, ini merupakan penghargaan pertama yang diterima Marik khususnya dalam bidang karya tulis. Sedangkan Retno pada seminggu sebelum lomba ini telah berhasil meraih juara II dalam lomba karya tulis Bali Mandara. Semua itu akan mereka jadikan sebagai pelajaran agar dapat lebih baik lagi dalam lomba berikutnya yang akan mereka ikuti. Lebih lanjut, penghargaan ini merupakan langkah awal mereka untuk menjadi young scientist Indonesia sehingga dapat berkontribusi terhadap tanah air Indonesia. Hal ini tentu selaras dengan visi sekolah mereka, SMAN Bali Mandara yaitu ”creating future leader with strong moral values, life skills and an awareness of environmental and global issues”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar