Senin, 22 Juli 2013

Pengunduran yang membawa keberuntungan

Nama saya Ni Luh Eva Ardonisi. Saya lahir 14 tahun yang lalu di sebuah rumah sakit yaitu rumah sakit umum daerah BAngli. Asal asli saya dari Karangasem Kubu. Tapi sejak saya berumur enam bulan keluarga saya mendapatkan masalah besar. Ayah saya I Gede Ardana menglami kecelakaan dan meninggal di tempat. Ketika itu saya yang masih berumur enam bulanmasih bayi mungil yang tidak tahu apa-apa. Ibu saya Ni Made Setiasih menghidupi saya seorang diri dengan seorang putrid.
Ada saat di mana saya mulai mengetahui ayah saya sudah meninggal. Saat umur 5 tahun saat saya sudah menginjakan kaki di sekolah dasar baru kelas satu SD. Seorang nenek yang saya kenal menceritakan tentang keadaan keluarga saya. Ia mengatakan kalau ayah saya yang sekarang bukanlah ayah kandung saya melainkan salah seorang adik dari ayah kandung saya.   Saya pun menanyakan kepada kedua orang tua saya dan mereka mengatakan bahwa merekalah orang tua kandung saya. Namun akhirnya saya tahu kalau beliau bukan ayah kandung saya dari kakek.
Saya sejak SD tinggal bersama dengan kakek nenek saya di Bangli dan sudah terbiasa hidup tanpa ibu. Biasanya setiap upacara keagamaan atau liburan sekolah ibu saya selalu menjemput saya untuk pulang ke karangasem. Ketika saya akan menyelesaikan SMP saya melanjutkan di SMP 1 Kubu pindah dari SMP N 1 Tembuku. Saya mendapat informasi mengenai SMA Bali Mandara dari guru saya yang memberikan beasiswa kepada siswa. Mendengar informasi tersebut saya merasa sangat tertarik. Tetapi saya mengalami masalah ketika mendownload formulir pendaftaran. Berkali-kali  ke warnet terdekat karena warnet terdekat dari rumah saya tutup.
Empat hari sebelum penutupan, saya baru bisa mengisi formulir. Dengan dibantu oleh orang tua dan guru-guru saya kira semuanya akan tepat waktu. Ternyata tidak. Dari pihak sekolah ternyata mengalami kendala dan tidak dapat mengantarkan formulir. Dengan kecewa saya membatalkan pendaftaran. Namun saya mendengar bahwa pendaftaran masih diperpanjang. Saya ingin mendaftar ulang lagi namun gagal lagi karena saya tidak ada yang mengantar. Mungkin Tuhan memberikan jalan yang terbaik dan tanpa saya duga pendaftaran diperpanjang lagi untuk ketigakalinya. Dan sehari sebelum penutupan sayapun datang ke SMA Bali MAndara untuk pertama kalinya.
Setelah pengumpulan formulir, saya mengikuti tahap home visit. TAhap home visit saya lulus dan mengikuti Boot Camp. Selama tiga hari saya mengikuti Boot Camp, di luar dugaan saya lulus. Tanpa pikir panjang saya menelepon ibu saya yang tinggal jauh dari saya. Saya ingin sekali sekolah di SMA Bali MAndara karena kondisi keluarga saya.

Rasa bangga dan syukur terlihat di wajah ibu saya begitupun sang paman yang sudah saya anggap sebagai ayah. Dan untuk ibu saya tercinta, terimakasih atas semangat dan doa ibu yang mebuat saya berjuang keras untuk bisa bersekolah di SMA Bali MAndara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar