Rabu, 17 Juli 2013

UPACARA UPANAYANA: KARAWISTA SIMBOL PELANTIKAN SISWA BARU SMAN BALI MANDARA



Suasana nampak berbeda di Padamasana SMAN Bali Mandara atau yang lebih sering disebut Smanbara (Minggu, 14/07). Hujan gerimis di tengah panasnya Desa Kubutambahan tidak menyurutkan semangat peserta didik baru angkatan ketiga SMANBARA untuk mengikuti serangkaian upacara Upanayana.
Setiap peserta didik baru harus melewati beberapa ritual sebelum mengikuti proses pembelajaran dan hidup berasrama di SMAN Bali Mandara. Upacara Upanayana merupakan ritual pertama yang wajib diikuti oleh setiap siswa baru di SMAN Bali Mandara. Upacara Upanayana merupakan sebuah ritual pengukuhan peserta didik baru secara niskala. “Upacara Upanayana bertujuan untuk melantik peserta didik baru secara niskala. Selain itu, upacara ini bertujuan untuk  memohon perlindungan kepada  para leluhur yang berstana di sekolah ini, serta untuk menyeimbangkan antara upacara pada sekala dan niskala,” ujar I Nyoman Darta Kepala SMAN Bali Mandara yang pada saat itu  memberikan sambutan dan menjelaskan apa itu Upanayana. Peresmian Upacara Upanayana kepada para peserta didik baru dilakukan dengan simbolis pemakaian karawista.

Upacara Upanayana diawali dengan natab tebasan prasista yang bermakna sebagai pembersihan secara rohani, kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan bersama. “Melalui upacara Upanayana diharapakan selama tinggal di sekolah ini seluruh siswa hidup tentram dan tidak ada gangguan secara niskala.” ucap Ketut Budiasa salah satu guru di SMANBARA. Serangkaian acara Upanayana telah dilalui oleh seluruh siswa baru yang diakhiri dengan natab peras sehingga siswa baru telah resmi dilantik secara niskala.”Saya merasa lebih tenang dan nyaman sekarang, karena sudah minta izin untuk tinggal di tempat ini dan memohon perlindungan,” ucap Sandy salah satu peserta didik baru.  (n_darti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar