Kamis, 30 Mei 2013

Boot Camp 2013 :Sebuah Harapan, untuk Pendidikan Sang Buah Hati


Berbeda dengan hari biasanya, siang itu puluhan bahkan hampir ratusan kendaran roda dua silih berganti memasuki gerbang SMAN Bali Mandara. Mereka adalah 158 siswa SMP yang datang dari seluruh arah mata angin di Pulau Bali. Bersama mereka,  datang juga para orang tua atau bahkan beramai-ramai bersama sanak saudara untuk sekedar memberi doa, dukungan dan semangat. Jarak ratusan kilometer yang ditempuh tak menjadi rintangan lagi, terkubur oleh segala cita-cita besar yang diemban. Merekalah para peserta Boot Camp SMAN Bali Mandara tahun 2013.


Kamis (30/05) merupakan sebuah hari yang cukup dinanti oleh ratusan siswa-siswi di Bali yang sebelumnya telah mendaftarkan diri sebagai calon peserta didik baru SMAN Bali Mandara. Senyum sumbringah tergambar jelas pada raut muka polos para orang tua yang menghantarkan buah hati mereka ke depan pintu gerbang kesuksesan. Ya, mereka para orang tua yang mungkin kurang beruntung dalam perjalanan hidup mereka, dan kini mempunyai pengharapan yang begitu  besar terhadap anak-anak mereka agar dapat mengubah kondisi yang selama ini menjerat. Kondisi keluarga yang terbilang menengah kebawah dengan pekerjaan yang tidak tetap serta penghasilan yang hanya cukup untuk uang makan. Begitulah alasan hampir seluruh orang tua siswa memilih SMAN Bali Mandara sebagai batu pijakan anak-anak mereka. Selain itu, kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua kepada SMAN Bali Mandara tentunya tidak semata-mata dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi, namun lebih daripada itu, sistem pendidikan yang ditawarkan oleh Smanbara juga menguatkan keinginan para orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka untuk dididik selama 3 tahun, dan pulang dengan segala bekal kepemimpinan yang dibawa.
Pengumuman boot camp yang telah beberapa kali diundur membuat para orang tua begitu waswas dan tegang akan hasilnya. “Seluruh keluarga begitu tegang dan deg-degan ketika menunggu pengumuman hasil seleksi. Ketika ditelepon oleh pihak sekolah untuk tahap kedua ini, anak saya sampai menangis haru” jelas I Putu Riaja yang berasal dari Pupun, Tabanan. Saking antusiasnya, banyak orang tua yang begitu semangat menemani anak mereka belajar matematika dan bahasa inggris. Ketika ditanya masalah kesiapan melepas anak seandainya berhasil menjadi pemenang beasiswa ini, seluruh orang tua dengan pasti menjawab siap. Meskipun beberapa diantarnya harus siap mengambil pekerjaan ekstra sebab pekerjaan yang sehari-hari dikerjaan bersama sang anak kini harus dikerjakan sendiri.
Seluruh orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anak mereka. Harapan yang begitu besar, untuk tidak lagi mengikuti jejak orang tua melainkan pengharapan agar sang anak bisa tumbuh menjadi seorang calon pemimpin masa depan. Namun, apabila garis tangan mereka memang tidak ditakdirkan di sekolah ini, orang tua pun tak bisa berbuat banyak sebab biaya masih menjadi kendala utama.
Jadi, untuk adik-adik sekalian, berbanggalah kalian akan semangat para orang tua untuk memperjuangkan pendidikan kalian.    Akhir kata, semangat buat hari ini adik-adik semua! Doa orang tua selalu menyertai kalian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar