Rabu, 19 Desember 2012

Eco School program 15, 17, 18 Desember 2012

Selama 3 hari pada tanggal 15, 17 & 18 Desember 2012, SMA negeri Bali Mandara mengadakan program Eco School yang mengenalkan siswa dengan lingkungan dan masalah lingkungan.
Pembicara pertama dari Universitas Udayana seorang peniliti bambu yang berencana memberikan bibit untuk ditanam di lahan seluas 2 hektar di SMA Negeri Bali Mandara.Bambu ini membantu selain membantu pelestarian lingkungan sekolah, secara ekonomis juga membantu keberlangsungan sekolah. Bu Diah Dr. Ir. Pande Diah Kencana, Msi biasa dipanggil menjelaskan tentang bambu & konservasi air. "Sampai saat ini ada 1500 spesies bambu, 147 jenis tumbuh di Indonesia & 35 jenis diantaranya tumbuh di Bali" jelas bu Diah tentang bambu. "Daun bambu dapat menyerap lebih dari 62 ton CO2 / tahun di udara/ km. Bambu juga mampu menahan tanah, menyimpan air & bisa menimbulkan mata air" sambung bu diah tentang tanaman bambu.
Bambu juga bernilai ekonomis dari akar sampai daunnya. Akar yang disebut rebung adalah sumber pangan yang memiliki anti oksidan tinggi. Batangnya biasa digunakan sebagai sarana upacara & bahan furniture di Bali. Bila dilakukan tebang pilih sekali tanam bambu bisa hidup sampai dengan 100 tahun.
Pembicara kedua, bapak Muderawan mengisi mengenai Global Climate Change, The problem, the impact & possible solution. Bapak Muderawan bersama 2 warga asing menanam kelapa di area SMA Negeri Bali Mandara.
Pembicara tamu lainnya Gede Kresna, pemilik Rumah Intaran di desa Bengkala menjelaskan tentang Intaran yang disebut sebagai pohon Sukarno di Arab Saudi. Pohon Intaran yang baik ditanam di daerah kering memiliki banyak fungsi. Selain sebagia penahan tanah, windbreaker juga disebut pohon sorga karena semua bagiannya bisa digunakan untuk obat-obatan, pestisida, pupuk nabati dan sebagainya. Pak Gede Kresna menyumbangkan 10 pohon intaran & pohon asem untuk ditanam di areaSMA Negeri Bali Mandara.
Eco Bali recycling, pembicara terakhir memberikan informasi mengenai Non Organik. "Perlu dilakukan pemilahan untuk mempermudah merecycle produk" kata Pak Ketut Mertanadi, direktur dari perusahaan yang melakukan pengolahan sampah non organik dari tetra pak, kaca, plastik dsbnya.
Anak-anak kelas XI merasa program Eco School sangat berguna bagi mereka untuk diimplementasikan ke masyarakat. Mereka juga berencana melakukan penanaman intaran di beberapa tempat bersama grup Bimasena & pak Gede Kresna. photo kegiatan bisa dilihat di   https://www.facebook.com/media/set/edit/a.335899756517283.80860.127763250664269/
 

1 komentar:

  1. why nothing in English if you really want to train your students?

    BalasHapus