Pergi ke luar Bali adalah
cita-citaku sejak kecil. Akan tetapi aku memiliki standar untuk itu. Minimal,
aku harus pergi karena prestasi, bukan yang lain. Berbagai usaha telah
kulakukan tapi aku belum berhasil. Aku yakin suatu saat aku akan pernah merasakan
pergi ke luar bali karena prestasi, akan kubuktikan.
Setelah aku bersekolah di SMAN
Bali Mandara, harapan itu masih kusimpan. Pada saat sosialisasi dari dinas
penataan ruang provinsi bali, aku mengikutinya dengan seksama. Mereka
mengadakan lima kategori lomba yang berkaitan dengan penataan ruang.
Menariknya, sang juara pertama akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti perayaan
haritaru (hari tata ruang). Mendengar hal tersebut aku sangat semangat untuk
mengikuti kompetisi ini. aku memutuskan untuk mengikuti lomba dalam kategori
gagasan teknologi hijau.
Mencari ide merupakan hal yang
paling sulit bagiku. Aku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memutuskan
ide yang akan kubuat. Di saat aku menemukan ide pertama, aku sangat senang.
Kukonsultasikan ide tersbut ke beberapa guru dan teman, tetapi sebagian dari
mereka tidak menanggapi positif ideku. Akupun begitu down dan hampir menyerah. Untungnya, motivasi dari guru dan
teman-teman tidak pernah surut sehingga aku bisa bangkit dan mencari ide baru.
Ide keduaku ini merupakan ide yang sangat berkesan. Walau cikal bakal ide ini
adalah dariku, banyak teman dan guru yang membantu menyempurnakan. Aku sangat
bangga telah berada di sini.
Hari terakhir pengumpulan, aku
belum menyelesaikanya. Secara terpaksa, aku minta izin untuk menyelesaikan
sketsa yang akan kukirim. Masalah kedua menimpaku. Aku paling anti kalau
disuruh masalah gambar menggambar. Aku sejenak sangat bingung. Ternyata tidak
ada pilihan lain kecuali aku berusaha sebaiknya. Sangat banyak sketsa yang
kuulang untuk menyelesaikan proyek yang satu ini. hasilnyapun bisa dibilang
sangat memuaskan bagiku, sangat memuaskan. Gambarku masih gambar hitam putih
dengan deskripsi yang kuketik terpisah di Microsoft
word. Pengumpulan pertama, gambarku
di tolak oleh guru Pembina karena gambarku terlalu sederhana. Akupun mencoba
mengarsir gambar tersebut dengan petunjuk dari teman lain yang ahli dalam
bidang arsiran gambar. Hasil ini, lagi, mendapat penolakan dari guru pembinaku.
Beliau memintaku untuk mengisi sedikkit deskripsi pada sketsa gambarku. Usaha
yang terakhir ini akhirnya mendapat apresiasi yang cukup baik. Gambarku
diterima dan aku merasa sangat plong.
Hari setelah pengumpulan sketsa
itu berjalan seperti biasa. Aku berusaha tidak untuk memikirkan juara. Aku
rasa, sangat kecil kemungkinanku untuk menjadi juara pertama di Bali. Tapi
harapan itu selalu ada. Hingga suatu hari harapan ini menjadi kenyataan. Salah
seorang guruku di kelas mendapat telepon dari dinas PU Bali. Waktu itu kelasku
sedang dalam jam istirahat. Sekembalinya aku dari kantin Mr Darsika, guru yang
sangat membantuku dalam konsultasi memberitahu bahwa aku menjadi juara satu dan
akan berangkat ke Jakarta November ini.
Senang tak terkira menjalar di
seluruh tubuhku. Cita-cita yang kuidam-idamkan akan segera terwujud, sebentar
lagi. Tapi aku tidak mau langsung senang. Aku bertanya kepada Miss yuli selaku
guru pembimbing dalam lomba ini. Beliau menjawab positif dan saat itulah
klimaks kesenanganku. Hari selanjutnya aku dibina dengan intensif oleh miss
Yuli untuk persiapan ke Jakarta. Walau lelah, aku dan dua orang teman lain
tetap berusaha.
Hari yang kutunggu-tunggu tiba.
Kami berlima kader Penataan Ruang dari Bali berangkat ke Jakarta untuk
mengikuti perayaan hari penataan ruang. Di sana kami mendapat pengalaman yang
sangat berharga. Pengalaman ini merupakan pengalaman indah yang tidak ternilai
harganya. Bertemu dengan orang-orang dari seluruh Indonesia dan bercengkrama
bersama. Selain itu, kami mendapat materi dari pihak panitia yang sangat
berpengalaman. Walau pada akhirnya aku belum berhasil mendapat juara tingkat
nasional, tapi pengelaman ini sungguh sangat berharga dan tak mungkin pernah
kulupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar