Suasana nampak berbeda di Padamasana SMAN Bali Mandara atau yang lebih
sering disebut Smanbara (Minggu, 14/07). Hujan gerimis di tengah panasnya Desa
Kubutambahan tidak menyurutkan semangat peserta didik baru angkatan ketiga SMANBARA untuk mengikuti serangkaian upacara Upanayana.
Setiap peserta didik baru harus melewati beberapa ritual
sebelum mengikuti proses pembelajaran dan hidup berasrama di SMAN Bali Mandara.
Upacara Upanayana merupakan ritual pertama yang wajib diikuti oleh setiap siswa
baru di SMAN Bali Mandara. Upacara Upanayana merupakan sebuah ritual pengukuhan
peserta didik baru secara niskala. “Upacara Upanayana bertujuan untuk melantik
peserta didik baru secara niskala. Selain itu, upacara ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada para leluhur yang berstana di sekolah ini,
serta untuk menyeimbangkan antara upacara pada sekala dan niskala,” ujar I Nyoman
Darta Kepala SMAN Bali Mandara yang pada saat itu memberikan sambutan dan menjelaskan apa itu
Upanayana. Peresmian Upacara Upanayana kepada para peserta didik baru dilakukan
dengan simbolis pemakaian karawista.
Upacara Upanayana diawali dengan natab tebasan prasista
yang bermakna sebagai pembersihan secara rohani, kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan
bersama. “Melalui upacara Upanayana diharapakan selama tinggal di sekolah ini
seluruh siswa hidup tentram dan tidak ada gangguan secara niskala.” ucap Ketut
Budiasa salah satu guru di SMANBARA. Serangkaian acara Upanayana telah dilalui
oleh seluruh siswa baru yang diakhiri dengan natab peras sehingga siswa baru
telah resmi dilantik secara niskala.”Saya merasa lebih tenang dan nyaman
sekarang, karena sudah minta izin untuk tinggal di tempat ini dan memohon
perlindungan,” ucap Sandy salah satu peserta didik baru. (n_darti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar