Nama saya Ni Luh Eva Ardonisi. Saya lahir 14 tahun yang lalu
di sebuah rumah sakit yaitu rumah sakit umum daerah BAngli. Asal asli saya dari
Karangasem Kubu. Tapi sejak saya berumur enam bulan keluarga saya mendapatkan
masalah besar. Ayah saya I Gede Ardana menglami kecelakaan dan meninggal di
tempat. Ketika itu saya yang masih berumur enam bulanmasih bayi mungil yang
tidak tahu apa-apa. Ibu saya Ni Made Setiasih menghidupi saya seorang diri
dengan seorang putrid.
Ada saat di mana saya mulai mengetahui ayah saya sudah
meninggal. Saat umur 5 tahun saat saya sudah menginjakan kaki di sekolah dasar
baru kelas satu SD. Seorang nenek yang saya kenal menceritakan tentang keadaan
keluarga saya. Ia mengatakan kalau ayah saya yang sekarang bukanlah ayah kandung
saya melainkan salah seorang adik dari ayah kandung saya. Saya pun menanyakan kepada kedua orang tua
saya dan mereka mengatakan bahwa merekalah orang tua kandung saya. Namun
akhirnya saya tahu kalau beliau bukan ayah kandung saya dari kakek.
Saya sejak SD tinggal bersama dengan kakek nenek saya di
Bangli dan sudah terbiasa hidup tanpa ibu. Biasanya setiap upacara keagamaan
atau liburan sekolah ibu saya selalu menjemput saya untuk pulang ke karangasem.
Ketika saya akan menyelesaikan SMP saya melanjutkan di SMP 1 Kubu pindah dari
SMP N 1 Tembuku. Saya mendapat informasi mengenai SMA Bali Mandara dari guru
saya yang memberikan beasiswa kepada siswa. Mendengar informasi tersebut saya
merasa sangat tertarik. Tetapi saya mengalami masalah ketika mendownload formulir
pendaftaran. Berkali-kali ke warnet
terdekat karena warnet terdekat dari rumah saya tutup.
Empat hari sebelum penutupan, saya baru bisa mengisi
formulir. Dengan dibantu oleh orang tua dan guru-guru saya kira semuanya akan
tepat waktu. Ternyata tidak. Dari pihak sekolah ternyata mengalami kendala dan
tidak dapat mengantarkan formulir. Dengan kecewa saya membatalkan pendaftaran.
Namun saya mendengar bahwa pendaftaran masih diperpanjang. Saya ingin mendaftar
ulang lagi namun gagal lagi karena saya tidak ada yang mengantar. Mungkin Tuhan
memberikan jalan yang terbaik dan tanpa saya duga pendaftaran diperpanjang lagi
untuk ketigakalinya. Dan sehari sebelum penutupan sayapun datang ke SMA Bali
MAndara untuk pertama kalinya.
Setelah pengumpulan formulir, saya mengikuti tahap home
visit. TAhap home visit saya lulus dan mengikuti Boot Camp. Selama tiga hari
saya mengikuti Boot Camp, di luar dugaan saya lulus. Tanpa pikir panjang saya
menelepon ibu saya yang tinggal jauh dari saya. Saya ingin sekali sekolah di SMA
Bali MAndara karena kondisi keluarga saya.
Rasa bangga dan syukur terlihat di wajah ibu saya begitupun
sang paman yang sudah saya anggap sebagai ayah. Dan untuk ibu saya tercinta,
terimakasih atas semangat dan doa ibu yang mebuat saya berjuang keras untuk
bisa bersekolah di SMA Bali MAndara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar