Berbeda dengan hari
biasanya, siang itu puluhan bahkan hampir ratusan kendaran roda dua silih
berganti memasuki gerbang SMAN Bali Mandara. Mereka adalah 158 siswa SMP yang
datang dari seluruh arah mata angin di Pulau Bali. Bersama mereka, datang juga para orang tua atau bahkan
beramai-ramai bersama sanak saudara untuk sekedar memberi doa, dukungan dan
semangat. Jarak ratusan kilometer yang ditempuh tak menjadi rintangan lagi, terkubur
oleh segala cita-cita besar yang diemban. Merekalah para peserta Boot Camp SMAN
Bali Mandara tahun 2013.
Kamis (30/05)
merupakan sebuah hari yang cukup dinanti oleh ratusan siswa-siswi di Bali yang
sebelumnya telah mendaftarkan diri sebagai calon peserta didik baru SMAN Bali
Mandara. Senyum sumbringah tergambar jelas pada raut muka polos para orang tua
yang menghantarkan buah hati mereka ke depan pintu gerbang kesuksesan. Ya,
mereka para orang tua yang mungkin kurang beruntung dalam perjalanan hidup
mereka, dan kini mempunyai pengharapan yang begitu besar terhadap anak-anak mereka agar dapat
mengubah kondisi yang selama ini menjerat. Kondisi keluarga yang terbilang
menengah kebawah dengan pekerjaan yang tidak tetap serta penghasilan yang hanya
cukup untuk uang makan. Begitulah alasan hampir seluruh orang tua siswa memilih
SMAN Bali Mandara sebagai batu pijakan anak-anak mereka. Selain itu,
kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua kepada SMAN Bali Mandara
tentunya tidak semata-mata dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi, namun lebih
daripada itu, sistem pendidikan yang ditawarkan oleh Smanbara juga menguatkan
keinginan para orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka untuk dididik selama
3 tahun, dan pulang dengan segala bekal kepemimpinan yang dibawa.
Pengumuman boot camp
yang telah beberapa kali diundur membuat para orang tua begitu waswas dan
tegang akan hasilnya. “Seluruh keluarga begitu tegang dan deg-degan ketika menunggu pengumuman hasil seleksi. Ketika
ditelepon oleh pihak sekolah untuk tahap kedua ini, anak saya sampai menangis
haru” jelas I Putu Riaja yang berasal dari Pupun, Tabanan. Saking antusiasnya,
banyak orang tua yang begitu semangat menemani anak mereka belajar matematika
dan bahasa inggris. Ketika ditanya masalah kesiapan melepas anak seandainya
berhasil menjadi pemenang beasiswa ini, seluruh orang tua dengan pasti menjawab
siap. Meskipun beberapa diantarnya harus siap mengambil pekerjaan ekstra sebab
pekerjaan yang sehari-hari dikerjaan bersama sang anak kini harus dikerjakan
sendiri.
Seluruh orang tua
pasti mengharapkan yang terbaik untuk anak mereka. Harapan yang begitu besar,
untuk tidak lagi mengikuti jejak orang tua melainkan pengharapan agar sang anak
bisa tumbuh menjadi seorang calon pemimpin masa depan. Namun, apabila garis
tangan mereka memang tidak ditakdirkan di sekolah ini, orang tua pun tak bisa
berbuat banyak sebab biaya masih menjadi kendala utama.
Jadi,
untuk adik-adik sekalian, berbanggalah kalian akan semangat para orang tua
untuk memperjuangkan pendidikan kalian.
Akhir kata, semangat buat hari
ini adik-adik semua! Doa orang tua selalu menyertai kalian